Para ilmuwan di Amerika Serikat telah diminta untuk mempelajari DNA milik Adam Lanza. Walau sudah bunuh diri, kini dia sejak beberapa hari lalu dicap sebagai pembunuh massal di Sekolah Dasar Sandy Hook di Kota Newtown, negara bagian Connecticut, AS.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah Lanza memiliki gen 'jahat' sehingga ia melakukan pembantaian. Penelitian ini diyakini menjadi yang pertama dari yang pernah dilakukan atas seorang pembunuh massal. Aksi brutal Lanza dengan senjata api itu menjadi salah satu tragedi memilukan bagi rakyat Amerika.
Menurut harian Daily Mail, penelitian DNA milik Lanza telah diperintahkan oleh Pemeriksa Medis Connecticut, H Wayne Carver. Dia merupakan petugas otopsi atas semua 26 korban pembantaian Lanza. Carver telah menghubungi ahli genetika di Universitas Connecticut ini untuk melakukan penelitian ini.
Para ahli genetika mengatakan mereka akan melihat DNA Lanza untuk mendeteksi mutasi atau kelainan yang dapat meningkatkan risiko agresif atau perilaku kekerasan. Para ahli tersebut dapat menganalisis seluruh genom Lanza dengan sangat rinci dan mencoba untuk menemukan mutasi tak terduga.
Arthur Beaudet, seorang profesor di Baylor College of Medicine, mengatakan ahli genetika dari Universitas Connecticut tengah mencoba untuk mendeteksi kelainan yang jelas dari apa yang disebut mutasi pada gen. "Atau mendeteksi kelainan gen dan ada beberapa kelainan yang berhubungan dengan perilaku agresif," Kata Beaudet.
"Mereka mungkin mencari mutasi yang mungkin terkait dengan penyakit mental dan orang-orang yang mungkin juga meningkat risiko kekerasan," kata Beaudet, yang juga menjabat ketua Departemen Molekuler dan Genetika Manusia dari Baylor College of di Houston, Texas.
Ia mengatakan ahli genetika harus melakukan jenis penelitian ini mengingat ada 'beberapa mutasi gen yang diketahui terkait setidaknya dengan perilaku agresif, jika bukan perilaku kekerasan'.
"Saya tidak berpikir salah satu dari mutasi akan menjelaskan semua penembak massal, namun beberapa dari mereka akan memiliki mutasi yang mungkin menyebabkan baik skizofrenia (gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia) maupun terkait perilaku kekerasan yang terkait skizofrenia," ujar Beaudet.
"Saya pikir kita bisa dan harus belajar lebih banyak tentang hal itu," tegasnya. Beaudet mengatakan mempelajari gen dari para pembunuh adalah
kontroversial, karena ada risiko karakteristik genetik sama yang mungkin bisa didiskriminasi atau distigma.
Kelainan Genetik
Namun dia mengatakan penelitian Lanza akan membantu bahkan jika hanya "sebagian kecil" gen pembunuh yang memiliki kelainan atau mutasi. "Tidak semua orang akan memiliki kelainan genetik diidentifikasi," kata Beaudet kepada stasiun berita ABC News.
"Dengan mempelajari kelainan genetik kita dapat mempelajari lebih lanjut tentang kondisi yang lebih baik dan siapa yang berisiko dan apa yang mungkin menjadi perawatan yang dramatis," kata Beaudet.
Ia menambahkan bahwa jika definisi kelainan gen disebut sebagai 'perlakuan untuk menghentikan' penembakan massal dan upaya untuk mengurangi risiko' sudah banyak disepakati.
Polisi sejauh ini belum berhasil menemukan motif penembakan brutal oleh Lanza. Dia dikenal sebagai pemalu, namun kondisi mentalnya mungkin juga telah dipengaruhi oleh ibunya, yang dikenal sebagai seorang 'prepper' atau orang yang sibuk mengantisipasi kejadian-kejadian buruk. Ibunya gemar menimbun makanan dan senjata dalam kesiapan menghadapi bencana.
Lanza membantai 20 anak-anak dan enam orang dewasa di salah satu penembakan terburuk Amerika. Dia juga menembak mati ibunya, Nancy, sebelum bunuh diri. Pembantaian itu mendorong Presiden Obama untuk meninjau kembali pengendalian senjata baru dan melarang penggunaan senapan serbu seperti AR-15 Bushmaster yang digunakan oleh Lanza.(viva.co.id)
0 Comment:
Post a Comment