Secara umum, memanasnya suhu belakangan ini adalah pertanda bahwa kita mulai masuk ke musim penghujan, siapa pembaca disini yang didaerahnya udah turun hujan? di tempat saya belum dan musim hujan itu sendiri disebabkan oleh memanasnya daratan Australia melebihi daratan Asia sehingga angin bergerak menuju ke daratan Australia melewati samudra Pasifik yang luas membawa uap air yang banyak . Nah pas angin ini bergerak menuju Australia uap air ini jatuh ke wilayah indonesia maka terjadilah musim hujan di Indonesia.
Memanasnya suhu daratan Australia juga bukan tanpa sebab, hal ini disebabkan pada periode September - Maret posisi matahari cenderung ke belahan bumi sebelah selatan. Hal seperti ini disebut gerak semu matahari.
Dan ini salah satu jawaban yang ditemukan dari Yahoo! answer, termasuk kenapa di beberapa wilayah anginnya jadi kenceng banget :
Suhu udara panas yang terjadi di Kota Semarang dan sebagian wilayah Jawa Tengah, belakangan ini, disebabkan oleh aktivitas badai Fransisco di belahan bumi utara, antara perairan laut China Selatan dan laut Filiphina. Keberadaan badai akibat gangguan tropis itu menimbulkan massa uap air di wilayah Indonesia, khususnya di perairan Jawa. ”Panas suhu udara antara 35 hingga 36 derajat celcius. Diprediksi masih berlangsung hingga akhir Oktober 2013,” kata Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Semarang, Reni Kraningtyas, Kamis (17/10) siang.
Menurut Reni, dampak massa uap air meningkatkan suhu udara bertambah panas, apalagi saat ini masih dalam musim kemarau. Sedangkan akhir Oktober diprediksi sudah musim hujan. Hasil pengukuran yang dilakukan BMKG menunjukkan suhu udara pada siang hari antara 34,5 hingga 36,4 derajat Celcius. Sedangkan suhu tertinggi dalam satu pekan terkahir ini terjadi pada saat Idul Adha tepatnya Selasa 15 Oktober yang mencapai 36,5 derajat celcius. Kondisi itu berbeda saat malam hingga dini hari yang kurang dari 20 derajat celcius.
Tingginya suhu udara pada siang hari diperkirakan terjadi antara dua hingga tiga hari ke depan, seiring dengan badai Fransisco yang berangsur melemah. Kondisi cuaca saat ini pun dinilai belum pada tingkatan ekstrem, meski begitu Reni menjelaskan bisa menimbulkan stamina menjadi masyarakat menurun. ”Mengenai dampak terhadap kesehatan ini bisa ditanyakan kepada dokter atau petugas kesehatan.”
Dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Retno Indrastiti, membenarkan dampak dari suhu udara panas itu terhadap tubuh manusia, khususnya kulit yang langsung terkena dampak sengatan matahari maupun udara. ”Kasus kulit menjadi kering, pecah-pecah dan gatal mendominasi pasien yang masuk ke rumah sakit,” kata Retno.
Retno mengimbau agar masyarakat waspada dan memperhatikan kondisi daya tahan tubuh saat menghadapi cuaca yang kurang baik itu. Menurut Retno, suhu panas saat ini sering menimbulkan kulit sensitif merasa kering saat tersengat sinar matahari.
Retno menyatakan agar suhu panas seperti saat ini diimbangi dengan asupan makanan yang banyak mengandung gizi serta berolahraga yang teratur. ”Jangan salah menggunakan pelembab yang tak sesuai dengan kebutuhan kulit saat musim panas,” katanya.
Menurut Retno, efek medis yang terkandung dalam pelembab akan langsung bekerja, bila tak sesuai dengan kebutuhan kulit yang tersengat matahari akan berdampak kurang baik.
Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/526155560e8b468f5500000f
Memanasnya suhu daratan Australia juga bukan tanpa sebab, hal ini disebabkan pada periode September - Maret posisi matahari cenderung ke belahan bumi sebelah selatan. Hal seperti ini disebut gerak semu matahari.
Dan ini salah satu jawaban yang ditemukan dari Yahoo! answer, termasuk kenapa di beberapa wilayah anginnya jadi kenceng banget :
Hujan terjadi karena udara dingin yang bermuatan uap air naik ke atas dan mengalami pengembunan sehingga udara panas memiliki tekanan yang rendah terdorong ke bawah. Nah saat udara panas ini terdorong ke bawah, udara ini bertabrakan dengan suhu dingin yang naik ke atas dan menyebabkan kondisi beranginNah kalo untuk kasus di beberapa wilayah Jateng, khususnya di Semarang ternyata ada sebab lain, saya menemukan infonya dari suara merdeka berikut penjelasannya:
Suhu udara panas yang terjadi di Kota Semarang dan sebagian wilayah Jawa Tengah, belakangan ini, disebabkan oleh aktivitas badai Fransisco di belahan bumi utara, antara perairan laut China Selatan dan laut Filiphina. Keberadaan badai akibat gangguan tropis itu menimbulkan massa uap air di wilayah Indonesia, khususnya di perairan Jawa. ”Panas suhu udara antara 35 hingga 36 derajat celcius. Diprediksi masih berlangsung hingga akhir Oktober 2013,” kata Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Semarang, Reni Kraningtyas, Kamis (17/10) siang.
Menurut Reni, dampak massa uap air meningkatkan suhu udara bertambah panas, apalagi saat ini masih dalam musim kemarau. Sedangkan akhir Oktober diprediksi sudah musim hujan. Hasil pengukuran yang dilakukan BMKG menunjukkan suhu udara pada siang hari antara 34,5 hingga 36,4 derajat Celcius. Sedangkan suhu tertinggi dalam satu pekan terkahir ini terjadi pada saat Idul Adha tepatnya Selasa 15 Oktober yang mencapai 36,5 derajat celcius. Kondisi itu berbeda saat malam hingga dini hari yang kurang dari 20 derajat celcius.
Tingginya suhu udara pada siang hari diperkirakan terjadi antara dua hingga tiga hari ke depan, seiring dengan badai Fransisco yang berangsur melemah. Kondisi cuaca saat ini pun dinilai belum pada tingkatan ekstrem, meski begitu Reni menjelaskan bisa menimbulkan stamina menjadi masyarakat menurun. ”Mengenai dampak terhadap kesehatan ini bisa ditanyakan kepada dokter atau petugas kesehatan.”
Dokter spesialis kulit dan kelamin Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Retno Indrastiti, membenarkan dampak dari suhu udara panas itu terhadap tubuh manusia, khususnya kulit yang langsung terkena dampak sengatan matahari maupun udara. ”Kasus kulit menjadi kering, pecah-pecah dan gatal mendominasi pasien yang masuk ke rumah sakit,” kata Retno.
Retno mengimbau agar masyarakat waspada dan memperhatikan kondisi daya tahan tubuh saat menghadapi cuaca yang kurang baik itu. Menurut Retno, suhu panas saat ini sering menimbulkan kulit sensitif merasa kering saat tersengat sinar matahari.
Retno menyatakan agar suhu panas seperti saat ini diimbangi dengan asupan makanan yang banyak mengandung gizi serta berolahraga yang teratur. ”Jangan salah menggunakan pelembab yang tak sesuai dengan kebutuhan kulit saat musim panas,” katanya.
Menurut Retno, efek medis yang terkandung dalam pelembab akan langsung bekerja, bila tak sesuai dengan kebutuhan kulit yang tersengat matahari akan berdampak kurang baik.
Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/526155560e8b468f5500000f
0 Comment:
Post a Comment